SYAWALAN

Tim Redaksi
0
Syawalan berasal dari kata syawal—salah satu nama bulan Islam setelah Ramadhan—dengan ditambahi akhiran an. Syawalan berarti menunjukkan aktivitas di bulan syawal. Selain syawalan, kita juga mengenal istilah rajaban dan safaran. Keduanya juga diambil dari nama bulan, Rajab dan Safar, yang diberi akhiran an untuk menunjukkan aktivitas di bulan tersebut.

Saudaraku, dalam konteks ini, aktivitas syawalan sudah diatur dalam hadits Nabi SAW. Syawalan berarti melanjutkan aktivitas ibadah pasca-Ramadhan, yaitu dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim berkata, “Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian disusul dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka puasanya itu bagaikan puasa sepanjang tahun.” Subhana Allah. Betapa pemurah Allah SWT, dengan hanya berpuasa enam hari sebagai kelanjutan dari ibadah puasa Ramadhan disamakan dengan puasa sepanjang tahun.

Bagaimana mekanisme? Tentu juga diatur. Pertama, puasa syawalan tidak boleh alias haram dilakukan pada hari idul fitri. Puasa syawalan dilakukan pada hari kedua dan seterusnya di bulan Syawal. Puasa ini boleh dilakukan dengan kontinyu dan terus menerus sejak hari kedua hingga enam hari, dan boleh juga dilakukan dengan diselang-seling.

Saudaraku, Mahasuci Allah yang telah memberi kita kekuatan iman dan islam hingga bisa menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan satu bulan penuh. Semoga Allah menerima shalat, puasa, ruku, dan sujud kita selama di bulan penuh berkah ini. Semoga Allah juga memberikan kita tiga keutamaan Ramadhan. Pertama, semoga kita diampuni dari dosa-dosa yang dulu, saat ini dan akan datang—maghfirah. Kedua, semoga kita juga mendapatkan kasih sayang—rahmah—sehingga kita selalu diberi petunjuk ke jalan yang lurus. Dan ketiga, semoga Allah juga menjauhkan kita dari api neraka, siksa yang amat pedih dan kekal itu, Idqun mina al-Annar.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

kritis, konstruktif dan solutif

Posting Komentar (0)