Seorang pemuda miskin dan sebatangkara Rabi’ah bin Ka’ab menghabiskan hidupnya di emper masjid Nabawi, dekat rumah Rasulullah. Rabi’ah berhidmat kepada Allah dan melayani keperluan Rasulullah.
Suatu hari, Rabi’ah ditanya sama Rasulullah. “Apa permintaanmu, wahai Rabi'ah?” “Ya Rasulullah! aku memohon semoga Anda sudi mendoakan kepada Allah Taala agar aku dijadikan temanmu di surga,” kata Rabi’ah.
Rasulullah terdiam agak lama. Sesudah itu barulah beliau berkata, “Apakah tidak ada lagi permintaamu yang lain?” “Tidak, ya Rasulullah! rasanya tidak ada lagi permintaan yang melebihi permintaan tersebut bagiku,” jawab Rabi’ah lagi. “Kalau begitu bantulah saya dengan dirimu sendiri. Banyak-banyaklah kamu sujud,” kata Rasulullah. Sejak itu Rabi’ah bersungguh-sungguh beribadah, agar bisa menemani Rasulullah di surga, sebagaimana dia melayani Rasulullah di dunia.
Selang beberapa waktu Rasulullah memanggil Rabi’ah kembali. “Apakah engkau tidak hendak menikah, hai Rabi’ah?” kata Rasulullah. Semula Rabi’ah menjawab tidak. Tapi setelah merenung, Rabi’ah mengungkapkan keinginannya menikah. “Tetapi, siapakah yang mau kawin denganku, keadaanku seperti ini.” katanya.
Lalu Rasulullah memberikan rekomendasi supaya Rabi’ah menemui keluarga Fulan. Singkat cerita, Rabi’ah didinikahkan. Rabiah juga disumbangkan mahar (mas kawin) sebesar biji kurma.
Saudaraku, siapa yang ingin bersama Rasulullah di Surga? Mengabdi kepada Allah dan menikah adalah caranya. Sekarang ternyata benar, fenomena banyaknya perempuan pekerja seks komersil (PSK), berarti banyak pula pelanggannya. Mari mengikis praktik pelacuran dengan menikah secara sah dan tidak berzinah.
Suatu hari, Rabi’ah ditanya sama Rasulullah. “Apa permintaanmu, wahai Rabi'ah?” “Ya Rasulullah! aku memohon semoga Anda sudi mendoakan kepada Allah Taala agar aku dijadikan temanmu di surga,” kata Rabi’ah.
Rasulullah terdiam agak lama. Sesudah itu barulah beliau berkata, “Apakah tidak ada lagi permintaamu yang lain?” “Tidak, ya Rasulullah! rasanya tidak ada lagi permintaan yang melebihi permintaan tersebut bagiku,” jawab Rabi’ah lagi. “Kalau begitu bantulah saya dengan dirimu sendiri. Banyak-banyaklah kamu sujud,” kata Rasulullah. Sejak itu Rabi’ah bersungguh-sungguh beribadah, agar bisa menemani Rasulullah di surga, sebagaimana dia melayani Rasulullah di dunia.
Selang beberapa waktu Rasulullah memanggil Rabi’ah kembali. “Apakah engkau tidak hendak menikah, hai Rabi’ah?” kata Rasulullah. Semula Rabi’ah menjawab tidak. Tapi setelah merenung, Rabi’ah mengungkapkan keinginannya menikah. “Tetapi, siapakah yang mau kawin denganku, keadaanku seperti ini.” katanya.
Lalu Rasulullah memberikan rekomendasi supaya Rabi’ah menemui keluarga Fulan. Singkat cerita, Rabi’ah didinikahkan. Rabiah juga disumbangkan mahar (mas kawin) sebesar biji kurma.
Saudaraku, siapa yang ingin bersama Rasulullah di Surga? Mengabdi kepada Allah dan menikah adalah caranya. Sekarang ternyata benar, fenomena banyaknya perempuan pekerja seks komersil (PSK), berarti banyak pula pelanggannya. Mari mengikis praktik pelacuran dengan menikah secara sah dan tidak berzinah.
kritis, konstruktif dan solutif