Dikisahkan, di zaman Rasulallah hidup seorang fakir bernama Tsa’labah bin Hathib Al-Anshary. Kehidupan Tsa’labah sangat memprihatinkan. Hingga suatu waktu, ia tak kuat lagi menahan beban hidup yang terus menghimpit. Ia memutuskan menemui Rasulallah SAW.
Kepada Rasulallah, Tsa’labah minta didoakan agar diberikan harta berlimpah. Ia berjanji, jika kelak jadi kaya, ia tak akan kikir untuk berzakat, infak dan sedekah. Lalu Rasulallah berdo’a, “Ya Allah, karuniakanlah harta kepada Tsa’labah.
Tak lama berselang, Tsa’labah mendapatkan seekor kambing. Lalu kambing itu beranak pinak dengan subur. Saking banyaknya, ia kewalahan mencari makanan untuk kambing-kambingnya itu. Tsa’labah pun mengakalinya dengan hidup menjauh dari Madinah dan tinggal desa. Dan kambing itu terus beranak pinak.
Tsa’labah kian disibukkan oleh kambing-kambingnya itu. Shalat jama’ah yang tak pernah ditinggalkan, mulai ia tinggalkan. Ia cuma sempat berjamaah pada shalat Dhuhur dan Ashar saja. karena kambing semakin banyak, maka mulailah ia meninggalkan shalat berjama'ah sampai shalat Jum’ah pun ia tinggalkan.
Berita Tsa’labah yang jadi saudagar kambing itu didengar oleh Nabiallah Muhammad. Ia memutuskan dua orang untuk mengambil zakatnya seraya berkata : “Pergilah kalian ke tempat Tsa'labah dan tempat fulan dari Bani Sulaiman, ambillah zakat mereka berdua.” Lalu keduanya pergi mendatangi Tsa’labah untuk meminta zakatnya.
Sesampainya di sana dibacakan surat dari Rasulullah. Apa jawaban Tsa’labah, “Apakah yang kalian minta dari saya ini pajak atau sebangsa pajak? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya yang kalian minta ini!”
Lalu keduanya pulang dan menghadap Rasulallah. Tatkala beliau melihat keduanya (pulang tidak membawa hasil), sebelum berbicara, beliau bersabda : “Celaka engkau, wahai Tsa’labah! Lalu turun surah at-Taubah, 75-76 yang mengutuk kekikiran itu.
Setelah ayat ini turun, Tsa’labah datang lagi kepada Nabi. Ia mohon agar zakatnya diterima. Beliau langsung menjawab, “Allah telah melarangku menerima zakatmu.” Sampai akhirnya Allah mecabut kekayaan Tsa’labah. Ia kembali menjadi miskin.
Saudaraku, jika hari ini Anda hidup dalam serba kecukupan, kemewahan dan harta berlimpah, bayarlah zakat, infak dan sedekah. Jangan pernah kikir untuk berbagi kebahagiaan dengan orang miskin, yang sekarang tambah miskin melambungnya harga-harga akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ingat harta kekayaan tak abadi. Harta cuma titipan untuk berbagi.
Kepada Rasulallah, Tsa’labah minta didoakan agar diberikan harta berlimpah. Ia berjanji, jika kelak jadi kaya, ia tak akan kikir untuk berzakat, infak dan sedekah. Lalu Rasulallah berdo’a, “Ya Allah, karuniakanlah harta kepada Tsa’labah.
Tak lama berselang, Tsa’labah mendapatkan seekor kambing. Lalu kambing itu beranak pinak dengan subur. Saking banyaknya, ia kewalahan mencari makanan untuk kambing-kambingnya itu. Tsa’labah pun mengakalinya dengan hidup menjauh dari Madinah dan tinggal desa. Dan kambing itu terus beranak pinak.
Tsa’labah kian disibukkan oleh kambing-kambingnya itu. Shalat jama’ah yang tak pernah ditinggalkan, mulai ia tinggalkan. Ia cuma sempat berjamaah pada shalat Dhuhur dan Ashar saja. karena kambing semakin banyak, maka mulailah ia meninggalkan shalat berjama'ah sampai shalat Jum’ah pun ia tinggalkan.
Berita Tsa’labah yang jadi saudagar kambing itu didengar oleh Nabiallah Muhammad. Ia memutuskan dua orang untuk mengambil zakatnya seraya berkata : “Pergilah kalian ke tempat Tsa'labah dan tempat fulan dari Bani Sulaiman, ambillah zakat mereka berdua.” Lalu keduanya pergi mendatangi Tsa’labah untuk meminta zakatnya.
Sesampainya di sana dibacakan surat dari Rasulullah. Apa jawaban Tsa’labah, “Apakah yang kalian minta dari saya ini pajak atau sebangsa pajak? Aku tidak tahu apa yang sebenarnya yang kalian minta ini!”
Lalu keduanya pulang dan menghadap Rasulallah. Tatkala beliau melihat keduanya (pulang tidak membawa hasil), sebelum berbicara, beliau bersabda : “Celaka engkau, wahai Tsa’labah! Lalu turun surah at-Taubah, 75-76 yang mengutuk kekikiran itu.
Setelah ayat ini turun, Tsa’labah datang lagi kepada Nabi. Ia mohon agar zakatnya diterima. Beliau langsung menjawab, “Allah telah melarangku menerima zakatmu.” Sampai akhirnya Allah mecabut kekayaan Tsa’labah. Ia kembali menjadi miskin.
Saudaraku, jika hari ini Anda hidup dalam serba kecukupan, kemewahan dan harta berlimpah, bayarlah zakat, infak dan sedekah. Jangan pernah kikir untuk berbagi kebahagiaan dengan orang miskin, yang sekarang tambah miskin melambungnya harga-harga akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Ingat harta kekayaan tak abadi. Harta cuma titipan untuk berbagi.
kritis, konstruktif dan solutif