BEKERJA DAN OPTIMISTIS

Tim Redaksi
0
Tak bijak rasanya kalau kita hanya bisa berkeluhkesah karena harga-harga melambung tinggi sejadi-jadinya, padahal kita tidak melakukan apa-apa. Tak bijak kalau kita hanya bisa menyalahkan orang lain, padahal karena dipilih secara langsung itulah mereka jadi pemimpin negeri ini.

Saudaraku, Nabiallah Muhammad dalam sabdanya mengingatkan kita agar kita melakukan tindakan, apa pun itu yang penting positif, sebagai bentuk perlawanan terhadap kemunkaran. Saya tidak tahu, apakah membuat hidup rakyat miskin semakin terjepit padahal pendapatan mereka tidak meningkat bisa dikatakan perbuatan umara (pemerintah) yang lalim… Saya juga tidak tahu apakah itu termasuk perbuatan munkar?

Kata Rasulallah, ada tiga cara melawan kemunkaran. Pertama, lawan dengan kekuatan. Kedua, lawan dengan pernyataan. Dan ketiga, cukup dengan hati. Maka berdo’a kepada Yang Maha Penguasa adalah perbuatan, yang saya yakin, kita semua bisa, meskipun itu termasuk perbuatan orang yang paling lemah imannya.

Saudaraku, saya ingin menyitir firman Allah dalam surah al-Insyirah ayat 5 dan 6. Dalam ayatnya itu Allah SWT dua kali menegaskan, “Maka sesungguhnya setiap kesusahan pasti ada kemudian. Sesungguhnya setiap kesusahan pasti ada kemudahan.”

Jadi optimislah, bahwa setiap ada gelap pasti ada terang, setiap ada kesedihan pasti ada kegembiraan dan setiap ada kesusahan pasti ada kemudahan.

Tapi, saudaraku, ayat di atas masih disambung dengan ayat berikutnya. “Maka jika kamu luang (selesai mengerjakan satu pekerjaan) maka bergegaslah mengerjakan pekerjaan berikutnya. Dan kepada Tuhanmu kamu kembali.”

Nyatalah sudah, Allah menyuruh kita optimis setelah kita melakukan suatu perbuatan. Allah juga menyuruh kita untuk tidak berleha-leha dan berkeluhkesah. Bekerja, bekerja, bekerja dan optimislah pasti ada kemudahan. Amien.
Tags

Posting Komentar

0Komentar

kritis, konstruktif dan solutif

Posting Komentar (0)