Saudaraku, jangan pernah kita sombong dan membusungkan dada karena kita presiden, pejabat negara, sudagar kaya, jenderal, intelektual, berkulit putih, cantik dan tampan. Kenapa?
Karena nyatanya, semua manusia di muka bumi ini, tanpa terkecuali, entah itu berkulit putih atau hitam, pejabat negara atau rakyat jelata, saudagar atau kakilima, jenderal atau kopral, presiden atau masyarakat biasa, semuanya dalam keadaan rugi.
Saudaraku, bahwa semua manusia dalam keadaan merugi sudah ditandaskan oleh Allah SWT jauh-jauh hari. Dalam surah al-Ashr, Allah bersumpah atas nama waktu, “Demi masa. Sesungguhnya semua manusia dalam keadaan merugi.”
Kemudian, dengan penuh kasih sayang Allah menuntun kita supaya tidak merugi. Allah melanjutkan firmannya, “Illaladzina Amanu wa Amilush Shalihat, wa Tawashaubil Hak wa Tawash Shaubish Shabr.” Hanya mereka yang beriman dan mengerjakan amal salih (perbuatan kebajikan) dan nasihat menasihati untuk kebenaran dan kesabaran yang tidak merugi.
Saudaraku, bukankah sudah menjadi kodrat kita untuk selalu meraih keuntungan. Jika ia, tak ada jalan lain kecuali mengerjakan tuntutan Allah untuk tetap beriman dan mengerjakan kebajikan, nasihat-menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. Jadi saudaraku, jika ada di antara kita yang tidak mau dinasihati, tidak mau dikasih masukan padahal itu untuk kemajuan, jelaslah mereka itu termasuk orang yang merugi.
Saudaraku, Nabiallah Muhammad SAW memberikan garis jelas supaya kita tidak merugi. Yaitu, manfaatkan lima hal sebelum datang lima hal yang lain. Masa muda sebelum masa tua, kayamu sebelum miskinmu, luangmu sebelum sempitmu, sehatmu sebelum sakitmu, hidup sebelum matimu.
Karena nyatanya, semua manusia di muka bumi ini, tanpa terkecuali, entah itu berkulit putih atau hitam, pejabat negara atau rakyat jelata, saudagar atau kakilima, jenderal atau kopral, presiden atau masyarakat biasa, semuanya dalam keadaan rugi.
Saudaraku, bahwa semua manusia dalam keadaan merugi sudah ditandaskan oleh Allah SWT jauh-jauh hari. Dalam surah al-Ashr, Allah bersumpah atas nama waktu, “Demi masa. Sesungguhnya semua manusia dalam keadaan merugi.”
Kemudian, dengan penuh kasih sayang Allah menuntun kita supaya tidak merugi. Allah melanjutkan firmannya, “Illaladzina Amanu wa Amilush Shalihat, wa Tawashaubil Hak wa Tawash Shaubish Shabr.” Hanya mereka yang beriman dan mengerjakan amal salih (perbuatan kebajikan) dan nasihat menasihati untuk kebenaran dan kesabaran yang tidak merugi.
Saudaraku, bukankah sudah menjadi kodrat kita untuk selalu meraih keuntungan. Jika ia, tak ada jalan lain kecuali mengerjakan tuntutan Allah untuk tetap beriman dan mengerjakan kebajikan, nasihat-menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. Jadi saudaraku, jika ada di antara kita yang tidak mau dinasihati, tidak mau dikasih masukan padahal itu untuk kemajuan, jelaslah mereka itu termasuk orang yang merugi.
Saudaraku, Nabiallah Muhammad SAW memberikan garis jelas supaya kita tidak merugi. Yaitu, manfaatkan lima hal sebelum datang lima hal yang lain. Masa muda sebelum masa tua, kayamu sebelum miskinmu, luangmu sebelum sempitmu, sehatmu sebelum sakitmu, hidup sebelum matimu.
kritis, konstruktif dan solutif